Stikes Surabaya menjalin kerja sama dengan Japan Association of Career Course and Employment Support (JACCES) atau disebut juga sebagai Asosiasi Pelatihan Karir dan Ketenagakerjaan Jepang terkait magang kerja mahasiswa ke Negeri Matahari Terbit tersebut.
Perjanjian kerja sama itu dilakukan di ruang Meeting, gedung Stikes Surabaya Kamis 19 Desember 2019. Di mana, mahasiswa/i bisa menjalani magang kerja selama 11 bulan dengan persyaratan tertentu.
Program Magang Kerja Internasional bersama JACCES ini merupakan program pertama. Karenanya, kesiapan dokumen seperti paspor dan visa magang kerja harus dipersiapkan secara baik.
Dari visa internship (magang kerja), para pemagang akan mendapatkan uang saku dari perusahaan yang juga digunakan untuk biaya hidup selama di Jepang, seperti pajak penghasilan, apartemen, biaya awal, simpanan bank, asuransi, biaya transportasi, dan makan.
Mahasiswa nanti bisa difasilitasi secara penuh, bahkan saat balik ke Indonesia setelah selesai menjalani Program dari Magang Kerja Internasional mereka masih bisa membawa uang hasil kerja keras disana.
Harapan diadakannya Program Magang Kerja Internasional ini adalah agar mahasiswa yang magang ke Jepang nantinya dapat berbagi pengalaman dengan rekannya sesama mahasiswa. Di sisi lain, mahasiswa magang kerja ini harus dijamin juga kelancaran studinya di Stikes Surabaya.
Sementara itu, Direktur JACCES, Kazumasa Nakamura mengatakan, mahasiswa Magang Kerja Internasional nanti bisa mendapatkan uang saku dari perusahaan. Saat ini program magang kerja untuk Stikes Surabaya berada di lingkungan Rumah Sakit di Jepang. mereka yang berangkat Magang Kerja Internasional nanti otomatis menjadi anggota JACCES.
Disampaikan juga bahwa hal-hal penting yang harus dimiliki oleh Mahasiswa Stikes Surabaya yang hendak Magang Kerja Internasional di Jepang, di antaranya ialah perihal disiplin waktu dan etika kerja, karena di tempat kerja Jepang, para pemagang harus selalu tepat waktu, bagi mereka orang yang tidak tepat waktu sangat tidak dipercaya oleh warga Jepang.
Selain itu, dalam bekerja pemagang juga harus memegang teguh etika dan sopan santun. Dimana menurutnya menyapa dengan sopan dan ramah teman kerja, pasien dan atasan sudah menjadi kebiasaan pokok.
Tidak boleh cemberut, harus selalu menampilkan wajah senyum dan ramah saat berkomunikasi baik dengan rekan, pasien, maupun atasan.
Dan yang terakhir disampaikan oleh Kazumasa Nakamura, persyaratan yang paling utama adalah setidaknya mahasiswa itu bisa sedikit menguasai bahasa Jepang minimal kategori N5 atau akan lebih baik lagi jika bisa memperoleh N4.